BANDUNG, LiputanJabar - Siswa Jawa Barat (Jabar) tidak pernah berhenti berprestasi. Kali ini, dua siswa SMK Pekerjaan Umum (SMK PU) Negeri Bandung berhasil menyabet prestasi tingkat nasional. Mereka adalah Dimaz Putra Danadyaksa dan Rizal Ramdani.
Dimaz menyabet Juara 1 Kumite Perorangan Kadet -52 Kg Putra pada Kejuaraan Nasional Karate BKC Open Championship Piala KASKOGARTAP II//BDG. Siswa kelas X tersebut menjadi yang terkuat usai memenangkan lima pertandingan.
Sedangkan Rizal meraih medali emas pada Kompetisi Nasional Olimpiade Siswa Indonesia 8.0 mata pelajaran sejarah yang diselenggarakan oleh LKP ASTIKOM & Deehati Global Loop. Ia masuk 10 besar nilai terbaik pada olimpiade yang diikuti oleh 1.123 siswa se-Indonesia tersebut.
Buat Orang Tua Bangga
Bagi Dimaz, prestasi tersebut merupakan sebuah kebanggaan. "Bangga sama diri sendiri udah bisa juara. Apalagi juara satu, bisa bikin bangga orang tua," ucap Dimaz haru.
Ia pun bercerita, dirinya sudah menekuni olahraga bela diri tersebut sejak di bangku sekolah dasar. "Awalnya waktu kelas 3 SD ada ekskul karate. Saya ikutan soalnya disuruh orang tua," ungkap siswa yang mengidolakan Rafael Aghayev, karateka juara dunia kelahiran Azerbaijan.
Meski berawal dari ajakan orang tua, lambat laun Dimaz mulai menyukai dan serius menjadi atlet karate. Tekadnya terbukti dengan raihan belasan medali yang sudah ditorehkan. Dari sekian kompetisi, Dimaz mengaku, kejuaraan di GOR Pajajaran Bandung pada 2022 adalah yang paling berkesan. "Karena, waktu itu kejuaraannya diikuti oleh semua perguruan (karate) di Indonesia. Di sana saya berhasil jadi juara dua," tutur siswa kompetensi keahlian desain pemodelan dan informasi bangunan tersebut.
Baginya, karate mengajarkan pendidikan karakter. "Kita lebih percaya diri, lebih berani, dan bisa mengeluarkan (minat dan bakat) yang kita punya," kata siswa yang hobi menggambar ini, seraya menambahkan, sekolah pun selalu mendukung.
Berbeda dengan Dimaz, Rizal memulai dengan rasa suka pada pelajaran sejarah. "Kebetulan saya suka mata pelajaran sejarah. Jadi, saya coba ikutan dan latihan juga waktu itu. Tepatnya tanggal 28 Januari saya ikut (olimpiade secara daring)," ungkapnya.
Ia mengaku, alasannya menyukai sejarah karena tertarik pada evolusi umat manusia. Ia juga menggemari sejarah peradaban dan kepahlawanan di Indonesia.
Ia pun tak menampik soal yang diujikan cukup sulit. Ia harus teliti dalam menyelesaikan 30 soal pilihan ganda. Namun, berkat ketekunannya, ia berhasil meraih nilai 91 pada olimpiade tersebut. "Soal yang paling bingung pastinya tentang peradaban kerajaan, itu paling susah dan soalnya panjang. Cara mengatasinya, baca soalnya lebih teliti," tutur siswa yang mengidolakan B.J. Habibie tersebut.
Senada dengan Dimaz, Rizal mengungkapkan, sekolah sangat mendukung dengan memberikan fasilitas dan dukungan moral.***
Posting Komentar