BANDUNG - Jalan Layang Pasupati yang menjadi salah satu ikon Kota Bandung resmi berubah nama menjadi Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja. Peresmian dilakukan di Gedung Inspektorat Provinsi Jawa Barat, Selasa 1 Maret 2022 oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Perubahan nama ini disambut positif oleh semua pihak, salah satunya Pemerintah Kota Bandung. Dalam sambutannya, Plt. Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebut perubahan nama Jalan Pasupati ini merupakan penghormatan bagi kiprah Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja di kancah Nasional maupun Internasional.
"Semoga momentum ini menjadi awal, di mana kedepannya ada nama-nama pahlawan dari Bandung ataupun Jawa Barat yang diabadikan menjadi nama jalan," ucapnya.
Ia juga berharap pemberian nama ini juga menjadi momentum positif bagi peningkatan pembangunan infrastruktur, khususnya di Kota Bandung.
Sementara itu, perwakilan keluarga, Ir. Sarwono Kusumaatmadja menghaturkan apresiasi atas penamaan Jalan Layang Pasupati menjadi Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja.
Menurutnya, kenangan baik atas peran Mochtar Kusumaatmadja semasa hidup terasa begitu merata di Kota Bandung dan secara umum di Jawa Barat.
"Ini membuat kami lega. Apalagi ada gagasan menjadikan beliau sebagai pahlawan nasional," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengingatkan, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja adalah salah satu sosok berjasa dalam merumuskan batas negara Indonesia.
Ia menjelaskan, dahulunya batas wilayah laut di Indonesia berjarak 3 mil. Dengan begitu, pulau-pulau yang dipisahkan laut dengan jarak lebih dari 3 mil dikategorikan menjadi kawasan internasional sehingga kapal asing bebas melintasi jalur tersebut.
Peran Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja disebut Emil ialah menjadikan luas wilayah Indonesia yang awalnya sekitar 2 juta kilometer persegi, kini menjadi sekitar 5 juta kilometer persegi.
"Semua melakukan pengorbanan dan berjasa di zamannya masing-masing," ucap Emil.
Ia juga berpesan agar jangan meninggalkan sejarah, seperti pesan Bung Karno yang dikenal dengan sebutan never leave history.
Secara filosofis, pemilihan Jalan Layang Pasupati untuk diberi nama Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja berangkat dari letaknya yang melintang di atas Jalan Ir. H. Djuanda. Merujuk pada sejarah, dua tokoh ini memberi andil besar bagi batas wilayah Republik Indonesia.
Sedangkan pemilihan tanggal 1 Maret sebagai peresmian, merujuk pada peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
Perubahan nama ini disambut positif oleh semua pihak, salah satunya Pemerintah Kota Bandung. Dalam sambutannya, Plt. Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebut perubahan nama Jalan Pasupati ini merupakan penghormatan bagi kiprah Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja di kancah Nasional maupun Internasional.
"Semoga momentum ini menjadi awal, di mana kedepannya ada nama-nama pahlawan dari Bandung ataupun Jawa Barat yang diabadikan menjadi nama jalan," ucapnya.
Ia juga berharap pemberian nama ini juga menjadi momentum positif bagi peningkatan pembangunan infrastruktur, khususnya di Kota Bandung.
Sementara itu, perwakilan keluarga, Ir. Sarwono Kusumaatmadja menghaturkan apresiasi atas penamaan Jalan Layang Pasupati menjadi Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja.
Menurutnya, kenangan baik atas peran Mochtar Kusumaatmadja semasa hidup terasa begitu merata di Kota Bandung dan secara umum di Jawa Barat.
"Ini membuat kami lega. Apalagi ada gagasan menjadikan beliau sebagai pahlawan nasional," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengingatkan, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja adalah salah satu sosok berjasa dalam merumuskan batas negara Indonesia.
Ia menjelaskan, dahulunya batas wilayah laut di Indonesia berjarak 3 mil. Dengan begitu, pulau-pulau yang dipisahkan laut dengan jarak lebih dari 3 mil dikategorikan menjadi kawasan internasional sehingga kapal asing bebas melintasi jalur tersebut.
Peran Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja disebut Emil ialah menjadikan luas wilayah Indonesia yang awalnya sekitar 2 juta kilometer persegi, kini menjadi sekitar 5 juta kilometer persegi.
"Semua melakukan pengorbanan dan berjasa di zamannya masing-masing," ucap Emil.
Ia juga berpesan agar jangan meninggalkan sejarah, seperti pesan Bung Karno yang dikenal dengan sebutan never leave history.
Secara filosofis, pemilihan Jalan Layang Pasupati untuk diberi nama Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja berangkat dari letaknya yang melintang di atas Jalan Ir. H. Djuanda. Merujuk pada sejarah, dua tokoh ini memberi andil besar bagi batas wilayah Republik Indonesia.
Sedangkan pemilihan tanggal 1 Maret sebagai peresmian, merujuk pada peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
Posting Komentar