BANDUNG, Jurnlamedia.com -- Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), merupakan sektor bisnis yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Sejak Republik ini berdiri lebih dari tujuh dekade lalu, UMKM telah memainkan peranan yang teramat besar dalam panggung perekonomian nasional. Saking agung dan vitalnya peran yang dimainkan, kehadiran UMKM tak mungkin tergantikan sebagai motor penggerak utama, atau tulang punggung perekonomian nasional.
Berdasarkan data mutakhir Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM), pelaku UMKM merupakan pemain utama dalam dunia bisnis dengan persentase 99,99% dari total unit usaha yang tersebar di seluruh negeri. Jumlah aktualnya mencapai 64,19 juta unit usaha.
Dari segi kontribusi ekonomi, UMKM Indonesia merupakan kontributor paling utama terhadap produk domestik bruto (PDB). Telah lebih dari satu dekade UMKM di tanah air menunjukkan taringnya dengan mengisi lebih dari separuh sumbangan PDB nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM juga menjadi penyerap tenaga kerja paling besar dengan angka total 97% daya serap dunia usaha.
Saking besarnya peran UMKM, membuatnya turut mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional. Wabah corona baru yang menghantam sektor UMKM turut menggoreskan luka di wajah perekonomian nasional yang ikut babak belur. Beruntung pemerintah segera bertindak cepat dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan stimulus ekonomi, khususnya kepada para pelaku UMKM yang menjadi sasaran utama.
Kehadiran pemerintah di tengah krisis kesehatan ini diwujudkan melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pemerintah merogoh kocek dalam-dalam untuk mendistribusikan ratusan triliun dana PEN di berbagai sektor. Permodalan bagi dunia usaha yang jadi prioritas diimplementasikan dengan menggandeng sejumlah perbankan nasional.
Bank bjb sebagai salah satu bank pembangunan daerah (BPD) terbaik di tanah air ikut dipercaya menjadi mitra program. Perusahaan mendapat dana sebesar Rp2,5 triliun dari Kementerian Keuangan. Dana tersebut dititipkan pemerintah untuk disalurkan kepada nasabah bank bjb dalam bentuk dukungan fasilitas pembiayaan permodalan dengan tujuan untuk memulihkan ekonomi.
Bank bjb yang mendapat kepercayaan penuh dari pemerintah tak menyia-nyiakan amanat tersebut. Lewat gerak cepat dan strategi pembiayaan terukur, bank bjb menyalurkan seluruh dana yang dititipkan pemerintah lebih cepat dari tenggat waktu. Bahkan, bank bjb juga berhasil menggandakan penyaluran pinjaman lebih dari target leverage 2 kali lipat. Per 13 Oktober 2020, bank bjb sudah menyalurkan dana PEN sebesar Rp5,3 triliun atau 106% dari target.
Dalam realisasinya, sektor UMKM menjadi salah satu fokus target penyaluran. Sebanyak 1.463 debitur tercatat sebagai penerima Kredit UMKM yang tercakup melalui implementasi pembiayaan PEN. Angka itu merupakan lebih dari separuh debitur yang menerima manfaat penyaluran dana PEN bank bjb.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan pemilihan UMKM sebagai target utama stimulasi PEN tidak terlepas dari target program PEN yang dicanangkan bank bjb. Melalui program bjb PENtas (Penguatan Ekonomi Nasional Tangguh dan Sejahtera), bank bjb hendak memastikan agar fasilitas pembiayaan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pemulihan ekonomi. Merujuk status UMKM sebagai tulang punggung ekonomi, adalah langkah tepat untuk mengalirkan fokus bantuan kepada sektor ini.
"UMKM merupakan salah satu segmen usaha yang perlu diperkuat mengingat tingkat kerentanannya terhadap tekanan, terutama krisis berskala luar biasa seperti yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19. Di sisi lain, UMKM memegang peranan penting sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Karena itu, kami berkomitmen untuk terus memberikan dorongan sekuat tenaga dalam berbagai bentuk kepada para pelaku UMKM agar mereka dapat tetap bertahan bahkan mengembangkan usahanya," kata Yuddy.
Kondisi objektif UMKM yang memang memerlukan perhatian lebih membuat bank bjb ringan tangan dalam menggelontorkan bantuan permodalan. Tak hanya dalam pemberian kredit, intervensi dorongan keuangan bank bjb juga hadir melalui program restrukturisasi kredit debitur terdampak pandemi COVID-19. Tercatat 8.750 debitur bank bjb telah menerima keringanan angsuran untuk meringankan beban ekonomi mereka, termasuk pelaku UMKM.
Suntikan masif terhadap UMKM ini juga ikut mendorong pertambahan porsi portofolio kredit segmen UMKM bank bjb. Berdasarkan jenis produknya, segmen kredit UMKM bank bjb ini mencakup beragam pembiayaan, antara lain Kredit Mikro Utama, Kredit Usaha Kecil Menengah, Kredit Cinta Rakyat, Kredit Usaha Rakyat, Kredit Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra), dan Skema Subsidi Resi Gudang. Berbagai jenis kredit ini direkomendasikan untuk dimanfaatkan para pelaku UMKM sesuai dengan kondisi dan kebutuhan usaha mereka. bank bjb juga melayani konsultasi pembiayaan bagi para pelaku usaha yang hendak menggunakan fasilitas kredit modal usaha agar dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan mereka.
Di luar pembiayaan, bank bjb juga terus berperan aktif mendorong pemulihan ekonomi bagi pelaku UMKM lewat berbagai program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (PESAT). Program bjb PESAT ini mencakup PESAT Wirausaha Baru, PESAT Kapasitas Usaha, serta PESAT Sehat & Produktif, yang seluruhnya berisikan kegiatan pelatihan dan pendampingan usaha.
Pada masa pandemi COVID-19, bank bjb juga mengembangkan program PESAT dengan menghadirkan program turunan seperti SMS Inspirasi, WhatsApp Belajar, Buletin Belajar Pesat, Konsultasi Bisnis, dan Bincang Bisnis Online untuk menciptakan bibit-bibit UMKM unggulan yang siap bersaing di tengah berbagai situasi, tak terkecuali pandemi COVID-19.
Serangkaian program ini didesain secara terpadu agar dapat memberikan manfaat yang optimal dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional khususnya bagi para pelaku UMKM. Lewat program terpadu bagi UMKM, bank bjb juga mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang disediakan secara optimal guna memperkuat fondasi permodalan usaha, sebagai bekal dalam mengakselerasi pertumbuhan agar tetap berdaya menghadapi tantangan pandemi. *
Posting Komentar