Bandung, Liputanjabar – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat, Tbk (bank bjb) telah mencatatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang cukup signifikan. Hingga saat ini, CKPN yang dimiliki bank bjb telah mencapai 90-92%.
“Jadi setiap bulan, kita harus melakukan pencadangan atau CKPN. Saat ini, sudah mencapai 90-92%,” ujar Direktur bank bjb, Yuddy Renaldi.
Menurutnya, bank bjb terus berupaya untuk bisa meningkatkan jumlah CKPN. Yuddy optimistis, jumlah CKPN bank bjb bisa mencapai 100% lebih pada akhir tahun 2019 ini.
“Tentunya, kita akan berusaha terus supaya jumlah CKPN bank bjb terus meningkat. Pada akhir tahun 2019 ini, kita canangkan CKPN bank bjb bisa mencapai 100% lebih,” ungkapnya.
Dijelaskan, cadangan yang harus dilakukan bank bjb cukup besar. Berdasarkan catatan, bank bjb melakukan pencadangan Rp80 miliar. “Setiap bulan, kami mencadangkan sebesar Rp80 miliar. Laba pada tahun lalu, kita tambahkan pada CKPN,” ucapnya.
Dalam hal ini, bank bjb harus tetap menjaga kualitas kredit dengan baik meskipuin harus melakukan pencadangan. Karena, jika kualitas kredit menurun maka akan mengganggu dalam melakukan pencadangan. “Di satu sisi CKPN harus tercapai, di sisi lain kualitas kredit tetap harus terjaga. Jadi antara keduanya harus dilakukan dengan baik,” tandasnya.
Selain pencapaian tersebut, Bank dengan kode emiten BJBR ini, berhasil menorehkan capaian positif pada Triwulan II 2019. bank bjb berhasil mencatatkan pertumbuhan aset yang sebesar Rp120,7 triliun atau tumbuh sebesar 6,4% year on year. Diikuti oleh pertumbuhan kredit 8,2% menjadi sebesar Rp78,2 triliun dengan tetap memperhatikan kualitas kredit yang berhasil dijaga dengan baik, yakni rasio Non Performing Loan (NPL) dapat bertahan di level 1,7% atau lebih baik dibanding rasio NPL industri perbankan yang sebesar 2,61%. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun tercatat positif sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh 7% y-o-y. Dengan begitu, bank bjb berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp803 miliar. Red
Posting Komentar