Bandung, - Dari 4 SMK model yang dikembangkan Provinsi Jabar, satu diantaranya adalah SMK Pertanian Pembangunan (PP) Negeri Lembang. Sebagai SMK yang dituntut untuk mengembangkan program-program berdasarkan keunggulan lokal, yang dikembangkan SMK PP adalah sektor primer, yaitu pertanian.
Melalui pengembangan, tata kelola, dan penguatan sumber daya manusia (SDM).
Menjadikan SMK PP model, menjadi SMK rujukan, menghasilkan tamatan bermutu, dan membina SMK lain.
"Tujuan dikembangkannya SMK PP, sebagai model dan rujukan bagi pengembangan SMK di Jabar. Tamatan bermutu serta memiliki pengelolaan lulusan yang baik," jelas Kepala SMK PP Negeri Lembang, Dra. Hj. Siti Sadiah Yuningsih, M.M.Pd. saat ditemui JurnalMedia di kantornya di Lembang Kamis (22/9).
Dikatakan, SMK yang dikelolanya itu memiliki tugas tambahan pembinaan kepada SMK lain di wilayah Jabar dengan prinsip Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, SOTK yang mengatur SMK Model di Jabar.
Untuk mengukuhkan diri sebagai sekolah model yang menjadi rujukan bagi SMK-SMK lain, pihaknya menselaraskan dengan visi sekolah, yaitu menjadi SMK unggul dalam mewujudkan generasi penerus pembangunan pertanian yang berakhlak mulia, cerdas, dan berjiwa wirausaha.
"Sebagai SMK model yang memiliki keunggulan, SMK PP menjadi binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Pertanian ini, dalam kegiatan belajar mengajarnya senantiasa menyelenggarakan fungsi sebagai SMK rujukan bagi SMK-SMK lain di Jabar, " tegas Yuyun, sapaan akrabnya.
Beberapa kegiatan di SMKN PP Lembang yaitu pengembangan kewirausahaan, tempat praktik bagi SMK-SMK lain di Jabar, pusat/tempat pelatihan (training center), pusat produksi (production center), khususnya produk unggulan lokalitas, pusat pengembangan teaching factory /industrial based education models, bahan pelatihan (center of training materials development), mitra industri dalam pelatihan (training partner for industry) dan masih banyak lainnya.
Dikatakan Yuyun, satu hal mendasar yang harus dilakukan oleh SMK model adalah membangun kerja sama, kolaborasi, dan sinergi dengan dunia kerja.
"SMK model dituntut untuk menjadi sekolah cerdas --kreatif, inovatif, inisiatif, cepat, tepat, dan cekat-- dalam mengembangkan program-programnya, dan memiliki keunggulan-keunggulan dibanding dengan SMK-SMK lain dalam input-nya --kurikulum, guru, fasilitas-, prosesnya --pembelajaran, manajemen, kepemimpinan--, dan output-nya (mutu lulusan dan mutu produk)," pungkas Yuyun.
Posting Komentar