Headlines News :

Siskamling Siaga Bencana di Cijawura, Wali Kota Bandung Keluarkan 10 Arahan




BANDUNG -
Suasana hangat dan penuh semangat terpancatlr di aula Kelurahan Cijawura, Kecamatan Buahbatu, Senin 20 Oktober 2025.

Warga, kader Posyandu, dan jajaran kelurahan kompak menyambut kedatangan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan untuk kegiatan Siskamling Siaga Bencana.

Di kesempatan itu, Farhan mengungkapkan, keamanan, kesehatan, dan kebersihan lingkungan adalah tiga pilar utama bagi Bandung yang tangguh dan berdaya.

"Kota Bandung ini kuat kalau warganya siaga, sehat, dan kompak. Siskamling bukan hanya ronda malam, tapi tanda gotong royong yang hidup," ujar Farhan.

Kelurahan Cijawura memiliki 13 RW dan 82 RT dengan luas wilayah sekitar 1,19 juta meter persegi. Total penduduknya mencapai 21.627 jiwa atau 7.585 kepala keluarga (KK), dengan sebaran gender yang seimbang.

Wilayah ini tergolong aktif dengan 12 Posyandu yang berjalan. Kendati demikian, wilayah ini masih menghadapi sejumlah persoalan klasik perkotaan: sanitasi lingkungan yang belum merata, stunting, dan potensi banjir akibat posisi topografi yang rendah.

Farhan menyampaikan, Pemkot Bandung tengah menyiapkan restrukturisasi kelembagaan Posyandu, menyesuaikan dengan Permendagri terbaru tentang Tim Penggerak Posyandu (TP Posyandu).

Kader Posyandu kini tidak hanya melayani ibu dan balita, tetapi juga menjadi bagian penting dalam pelaksanaan enam Standar Pelayanan Minimum (SPM), yaitu pendidikan, kesehatan, sosial, perumahan, ketertiban umum, dan infrastruktur.

"Kader Posyandu adalah jantung pelayanan masyarakat. Mereka bukan hanya pelayan kesehatan, tapi penggerak perubahan sosial di tingkat warga," ucapnya.

Pemerintah membuka peluang bagi bapak-bapak dan generasi muda untuk ikut menjadi kader, agar kegiatan Posyandu lebih dinamis dan berkelanjutan.

Dalam laporan menyebutkan, terdapat 134 anak stunting dan 32 kasus TBC di wilayah Cijawura. 

Penyebab utama berasal dari asupan gizi ibu hamil yang kurang dan kondisi sanitasi yang belum memadai, terutama di RW 1, 2, 3, 4, 7, 10, dan 12 yang masih ditemukan praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Menurut Farhan, perang melawan stunting harus dimulai dari perubahan perilaku dan perbaikan sanitasi.

"Kalau airnya kotor, gizinya kurang, dan lingkungannya tidak bersih, anak-anak kita akan terus terhambat. Kita perbaiki dari hulu dari ibu hamil, air bersih, dan lingkungan sehat," tegasnya.

Ia juga menambahkan, anak-anak tidak boleh dibebani tanggung jawab orang dewasa, dan setiap kasus anak yatim atau anak dari keluarga sakit berat harus mendapat intervensi dari Dinas Sosial.

Secara topografis, Cijawura berada di ketinggian 692 MDPL, yang membuatnya cukup rentan terhadap banjir dan genangan air. 

Selain itu, potensi angin kencang dan pohon tumbang juga menjadi perhatian.

Wali Kota menginstruksikan BPBD dan DSDABM untuk melakukan pengerukan sedimen sungai secara manual, Perbaikan dan penguatan kirmir, Penataan pohon rawan tumbang, serta penyusunan mitigasi bencana angin kencang berbasis warga.

"Mitigasi bencana itu bukan menunggu datangnya musibah, tapi membangun kesadaran. Kita latih warga agar tanggap dan cepat bertindak," ujar Wali Kota.

Wali Kota menemukan bahwa beberapa RW seperti RW 3, 7, dan 10 masih belum memiliki pos Siskamling aktif. 

Ia menegaskan agar ronda malam dihidupkan kembali sebagai bentuk kewaspadaan kolektif warga.

"Siskamling bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga kesiapsiagaan bencana. Di pos ini warga bisa saling berkoordinasi, memberi peringatan dini, dan belajar menghadapi situasi darurat," ungkapnya.

Selain itu, Wali Kota meminta Dishub memperluas pemasangan CCTV, memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) yang padam, dan menata ulang lahan parkir untuk mencegah konflik antar kelompok parkir yang sempat terjadi.

Dalam bidang infrastruktur, baru RW 2 dan RW 8 yang memiliki sprinkler kebakaran. 

Fasilitas serupa akan ditambah di RW lain. Lapangan evakuasi sudah tersedia dan siap digunakan saat darurat.

Meski sarana olahraga masih terbatas, warga aktif memanfaatkan taman sebagai ruang aktivitas bersama. 

Wali Kota mendorong agar olahraga warga dijadikan budaya sosial karena mampu memperkuat kebersamaan dan mengurangi stres.

Terkait kebersihan, produksi sampah di Cijawura mencapai 5,8 ton per hari, namun enam RW sudah mengelola budidaya maggot dengan hasil 100 kilogram per siklus. 

Pemerintah akan memperkuat upaya ini melalui program baru bernama "Gaslah Petugas Pemilah", di mana sampah organik diolah di tingkat RW, dan hanya residu yang diangkut ke TPA.

Menutup kegiatan, Wali Kota Bandung menyampaikan sepuluh arahan penting bagi warga dan perangkat kelurahan:

1. Perkuat peran kader Posyandu dalam enam SPM.
2. Tangani stunting dari hulu: gizi, sanitasi, dan air bersih.
3. Hentikan praktik BABS dan bangun perilaku hidup bersih.
4. Susun mitigasi bencana angin kencang secara lokal.
5. Aktifkan seluruh pos Siskamling dan ronda rutin.
6. Tertibkan lahan parkir dan perbaiki PJU padam.
7. Kelola sampah berbasis RW, perkuat daur ulang organik.
8. Fasilitasi ruang olahraga warga.
9. Perbarui data RW untuk akurasi anggaran.
10. Pemkot akan melakukan kunjungan rutin ke tiap RW. (

Pemkot dan DPRD Bandung Sepakati KUA-PPAS 2026




BANDUNG --
Pemerintah dan DPRD Kota Bandung resmi menandatangani Nota Kesepakatan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk tahun anggaran 2026. 

Penandatanganan dilakukan oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, bersama pimpinan DPRD dalam Rapat Paripurna di Gedung DPRD Kota Bandung, Senin 20 Oktober 2025.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyampaikan, kesepakatan ini menjadi dasar penyusunan RAPBD Kota Bandung tahun 2026. 

"Hari ini telah mencapai kesepakatan untuk KUA-PPAS. Dari sini maka kita akan bisa menyusun RAPBD berikutnya. Targetnya, akhir bulan November itu sudah harus selesai dan diparipurnakan," ujar Farhan usai menghadiri sidang paripurna.

Farhan menjelaskan, penyusunan anggaran tahun 2026 mengalami sejumlah penyesuaian akibat adanya pengurangan transfer daerah dari pemerintah pusat sebesar kurang lebih Rp600 miliar. 

Atas kondisi tersebut, Pemkot Bandung akan melakukan efisiensi secara menyeluruh, terutama pada belanja operasional pemerintah.

"Ada penyesuaian karena ada pengurangan transfer daerah dari pusat. Itu akhirnya kita akan lakukan kemungkinan pembiayaan. Tapi efisiensi yang terbesar tentunya adalah untuk belanja sehari-hari para pimpinan itu jauh berkurang. Mamin, BBM, perjalanan dinas itu dikurangi," jelasnya.

Meski dilakukan penghematan, Farhan memastikan tidak akan ada kebijakan Work From Home (WFH) bagi ASN Kota Bandung. 

"Alhamdulillah kita masih punya keleluasaan sedikit sehingga tidak perlu WFH. Belanja perjalanan dinas luar negeri juga dihentikan," ucap Farhan.

Efisiensi juga diberlakukan hingga ke tingkat organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk fasilitas rapat dan konsumsi pegawai. 

"OPD terdampak juga. Bahkan RSUD yang biasanya menyediakan mamin untuk para karyawan itu dihilangkan," katanya.

Di sisi lain, Pemkot Bandung juga mulai mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), terutama dari sektor pajak. Farhan menyebut optimalisasi akan diarahkan pada Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT/PB1) serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

"Kita melihat beberapa peluang, di antaranya optimasi PB1. Kami juga melihat peluang peningkatan PBB, tetapi untuk meningkatkan pajak ini kita harus terlebih dahulu membuktikan manfaat dan benefit kepada para pembayar pajak," ucapnya.

Selain efisiensi, Pemkot juga tengah mengupayakan dukungan anggaran dari pemerintah pusat, terutama untuk program yang berkaitan dengan enam Standar Pelayanan Minimal (SPM). 

"Kita sedang mencari cara memperjuangkan program dari pemerintah pusat, khususnya yang menunjang 6 SPM, sesuai arahan Mendagri dan Menteri Keuangan," jelas Farhan. 

Peserta Sespimma Polri Belajar Strategi Lawan Hoaks dan Kejahatan Siber ke Pemkot Bandung




BANDUNG --
Peserta Didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimma) Polri Angkatan ke-74 Tahun Ajaran 2025 belajar ke Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung terkait strategi lawan hoaks dan kejahatan siber.

Kegiatan tukar ilmu ini merupakan bagian dari Kuliah Kerja Profesi (KKP) dengan "Sinergitas Kerjasama Polri dengan Diskominfo Kota Bandung Guna Mencegah Disinformasi dan Penanganan Berita Hoaks dalam Rangka Memelihara Kamtibmas."

Widyaiswara Sespimma Lemdiklat Polri, Kombes Pol Hidayat menyebutkan, pentingnya kolaborasi antara Polri dan pemerintah daerah untuk menghadapi tantangan era digital, khususnya dalam menekan penyebaran hoaks dan menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

"Diseminasi informasi yang tidak tepat dapat menimbulkan disinformasi di masyarakat. Karena itu, sinergi antara Polri dan Diskominfo sangat penting untuk menjaga ruang digital tetap kondusif," ujar Hidayat di Balai Kota, Senin 20 Oktober 2025.

Selain bekerja sama dengan Diskominfo Kota Bandung, KKP juga melibatkan sejumlah instansi lain seperti Kesbangpol Provinsi Jawa Barat, BPBD Jawa Barat, Dishub Jawa Barat, dan Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Bandung Yayan A. Brilyana menyampaikan, tantangan keamanan informasi di era digital semakin kompleks, sehingga kolaborasi lintas lembaga menjadi keharusan.

"Hari ini ruang digital menjadi bagian dari ruang publik yang harus kita jaga bersama. Hoaks, disinformasi, dan serangan siber bisa berdampak langsung pada keamanan masyarakat. Karena itu, Polri dan Diskominfo harus terus bersinergi untuk membangun literasi digital yang kuat dan sistem komunikasi publik yang terpercaya," ujar Yayan.

Ia menambahkan, Diskominfo Bandung berkomitmen mendukung upaya Polri dalam menjaga Kamtibmas digital melalui berbagai program edukasi, peningkatan keamanan data, serta kolaborasi dengan aparat penegak hukum dan komunitas masyarakat.

Materi kemudian dilanjutkan oleh Ketua Tim Penguatan Keterbukaan Informasi Publik (PKIP) Diskominfo, yang memaparkan strategi penanganan hoaks di berbagai platform, mulai dari media sosial, grup WhatsApp, hingga portal daring.

Sedangkan Sekretaris Diskominfo, Mahyudin memaparkan, tentang pembangunan infrastruktur digital Kota Bandung yang mendukung penyebaran informasi publik yang aman dan akurat.

Ia juga memperkenalkan program "Ngulik" (Ngobrol dan Diskusi Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebagai upaya peningkatan literasi digital di sekolah-sekolah serta edukasi masyarakat tentang penggunaan internet yang sehat dan bertanggung jawab.

Diskominfo juga menjalin kolaborasi dengan Humas Polrestabes Bandung untuk melakukan sosialisasi bersama terkait penegakan dan penindakan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Melalui kegiatan ini, para peserta Sespimma Polri diharapkan dapat memahami lebih dalam tentang tantangan komunikasi publik di era digital, sekaligus memperkuat kemampuan mereka dalam membangun sinergi lintas instansi.

Kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam menciptakan ruang informasi yang sehat dan menjaga stabilitas keamanan masyarakat. 

Ribuan Warga Kompak Bebersih Bandung, Wali Kota: Kebersihan Harus Jadi Gerakan Kolektif

BANDUNG - Ribuan warga dari berbagai elemen masyarakat serentak melaksanakan Bebersih Bandung sebagai bagian Hari Jadi ke-215 Kota Bandung (HJKB). Kegiatan ini serentak dilaksanakan di berbagai titik kota, Rabu 15 Oktober 2025.

Kegiatan utama berlangsung di Alun-alun Ujungberung, yang dihadiri langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, bersama jajaran Forkopimda, perangkat daerah (OPD), komunitas, dan warga masyarakat.

"Alhamdulillah, pagi ini dalam rangka Hari Jadi ke-215 Kota Bandung, kita kumpul di Alun-alun Ujungberung. Ini salah satu titik penting bagi Kota Bandung karena dari sini lahir banyak ide besar, karya seni, budaya, dan gerakan sosial masyarakat yang luar biasa," ujar Farhan.

Farhan menyebut, kegiatan bebersih ini bukan sekadar simbol kebersihan lingkungan, tetapi juga cerminan nilai religius dan sosial masyarakat Bandung. 

"Warga Ujungberung dikenal dengan ketekunan dan ketaatan dalam beragama. Maka kita ingin menerapkan prinsip bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Ini bukan hanya kegiatan seremonial, tapi semangat yang harus hidup setiap hari," ucapnya.

Ia menambahkan, kegiatan Bebersih Bandung dilakukan serentak di seluruh wilayah kota, termasuk di Alun-alun Bandung, yang dipimpin oleh Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. 

"Hari ini kita ingin memperlihatkan bahwa dari ujung ke ujung, Kota Bandung itu bersih," katanya.

Farhan menyebut, sekitar 1.500 orang terlibat langsung dalam kegiatan di Alun-alun Ujungberung. Sementara di wilayah lain, seluruh perangkat daerah dan kewilayahan juga melakukan aksi serupa. 

"Ini bagian dari apresiasi kepada masyarakat yang selama ini aktif menjaga lingkungan. Kita ingin kebersihan dilakukan secara kolektif, bukan individu," ujarnya.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Bandung, Asep Cucu Cahyadi menyampaikan, gerakan Bebersih Bandung merupakan implementasi semangat "Bangkit Berkolaborasi untuk Bandung Utama", yang menjadi tema besar HJKB tahun 2025.

"Berkolaborasi tidak hanya sebagai slogan, tetapi dibuktikan melalui aksi nyata. Pemerintah bersama masyarakat, dunia usaha, dan lembaga lainnya turun langsung menjaga kebersihan kota. Ini bentuk gotong royong modern yang menjadi kekuatan Bandung," kata Asep.

Ia menjelaskan, kegiatan Bebersih Bandung dilaksanakan serentak di seluruh kecamatan dan kelurahan, melibatkan perangkat daerah, BUMD, RSUD, komunitas, pengusaha, organisasi masyarakat, serta warga di tingkat RW dan RT. Kegiatan meliputi pembersihan lingkungan, pengecatan trotoar, hingga perawatan fasilitas umum.

"Gerakan ini diharapkan menumbuhkan kesadaran bersama bahwa kebersihan adalah tanggung jawab kita semua. Momentum HJKB menjadi pengingat bahwa Bandung telah berusia 215 tahun, dan menjaga kebersihan adalah cara kita menghormati sejarah dan mencintai kota ini," ungkapnya. 

Farhan Ajak Warga Cigending Jadi Barisan Siaga Bandung Timur

BANDUNG -- Berkontur perbukitan, Kelurahan Cigending, Kecamatan Ujungberung Kota Bandung memiliki potensi bencana yang cukup tinggi. Oleh karenanya, dibutuhkan mitigasi agar dapat meminimalisir kerugian jika terjadi bencana.

Kegiatan Siskamling Siaga Bencana ke-18 yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menjadi momentum penting bagi warga Cigending untuk memperkuat kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana di wilayah timur Kota Bandung.

"Cigending ini punya semangat luar biasa. Tapi wilayah ini juga punya tantangan besar dua sungai besar yang siap menguji kesiapan kita," ujar Farhan, Rabu, 15 Oktober 2025.

Selain berbukit, Kelurahan Cigending juga dilewati dua aliran sungai besar, Cipanjali dan Cicalobak, yang menjalar hingga ke pemukiman warga.

Dari data kelurahan, wilayah Cigending ini dihuni oleh 16.722 jiwa. Tercatat sedikitnya RW 10 menjadi titik rawan genangan saat hujan deras mengguyur.

Selain banjir, potensi kebakaran permukiman, pohon tumbang, dan gempa bumi juga menjadi ancaman nyata. Karena itu, kegiatan siaga bencana kali ini lebih banyak menekankan pada simulasi cepat tanggap dan kesiapan relawan di tiap RW.

"Kami ingin Cigending punya barisan siaga, bukan hanya tangguh secara fisik tapi juga kompak secara sosial," tambah Farhan.

Diskusi yang berlangsung hangat juga menyingkap fakta lain. Sekitar 24 persen warga Cigending masih masuk kategori pra-sejahtera (DTKS 1–5).

Farhan menilai, ini bukan sekadar angka, tapi panggilan bagi pemerintah dan masyarakat untuk mempersempit jarak antara pertumbuhan ekonomi dan rasa keadilan.

"Kota Bandung tumbuh pesat, tapi kalau masih ada warga yang belum merasakan manfaatnya, berarti ada pekerjaan rumah yang belum selesai," tegasnya.

Isu stunting juga turut disorot. Dari 586 balita, terdapat 12 anak terindikasi stunting. Wali Kota meminta Dinas Kesehatan dan DPPKB melakukan verifikasi lapangan serta memastikan intervensi gizi sampai ke tingkat keluarga.

Selain itu, sebanyak 121 penyandang disabilitas di Cigending akan dimasukkan ke program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) agar mereka tak tertinggal dari pembangunan sosial.

Di sela kegiatan, warga Cigending juga menunjukkan kesiapan mereka melalui Tim Siaga Bencana (Redkar).

Farhan mengapresiasi semangat mereka, namun mengingatkan agar upaya pencegahan tidak berhenti di pelatihan semata.

"Sprinkler sederhana di gang sempit bisa menyelamatkan nyawa. Mari kita buktikan, penanganan bencana bisa dimulai dari tangan sendiri," serunya, disambut tepuk tangan warga.

Ujungberung dikenal bukan hanya karena kesiapsiagaannya, tapi juga karena budayanya yang khas. Musik Underground, reak, dan benjang menjadi ekspresi identitas yang hidup di tengah masyarakatnya.

Menariknya, Farhan menilai karakter keras warga Ujungberung justru menjadi modal penting dalam menghadapi situasi darurat.

"Warga sini tangguh dan berani. Energi itu harus diarahkan untuk gotong royong, menjaga tetangga, dan menyelamatkan lingkungan," ujarnya.

Ia juga menyinggung fenomena sosial seperti perkelahian remaja dan proses adaptasi warga yang baru bebas dari masa tahanan. Menurutnya, mereka perlu dirangkul, bukan dijauhkan.

"Kita tidak hanya membangun tanggul air, tapi juga tanggul sosial," katanya dengan nada tegas namun hangat.

Usai berdialog dengan warga, Wali Kota meninjau sejumlah titik rawan banjir dan longsor di sekitar RW 10.

Pemkot Bandung melalui DPKP, BPBD, dan BBWS akan menindaklanjuti dengan program normalisasi sungai, pembersihan sedimentasi, dan pemantauan drainase sebelum musim hujan tiba.

"Kesiapsiagaan bukan dimulai saat sirine berbunyi, tapi dari sekarang, saat kita mau bekerja sama," tutup Farhan.

Kegiatan Siskamling Siaga Bencana merupakan inisiatif Pemkot Bandung untuk memperkuat ketahanan masyarakat berbasis wilayah, dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, relawan, dan warga.

Hingga Oktober 2025, program ini telah menjangkau 18 kelurahan dari target 151 lokasi prioritas rawan bencana di Kota Bandung. 
 
Copyright © 2016. LiputanJabar.com | Akurat Terpercaya .
Kontak Redaksi | Designed By Bang One