Headlines News :

Demi Lingkungan di Pangalengan, Dua Dadang Berhasil Dipersatukan Oleh Gubernur Jabar


SOREANG, LiputanJabar -
 Dua tokoh politik kabupaten Bandung yang dikenal berseteru, yaitu mantan Bupati Bandung Dadang Naser dan Bupati Bandung saat ini Dadang Supriatna atau Kang DS berhasil disatukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dilansir dari unggahan video pribadi Gubernur Selasa (16/12/2025), ketiganya terlihat menumpangi mobil yang sama dalam perjalanan menuju Pangalengan, dengan suasana yang cair dan penuh tawa.

“Karena demi lingkungan, agar Bandung dan Jawa Barat tidak kena banjir, tidak kena longsor, dua politisi yang berseteru sekarang bersatu,” ujar Gubernur  sambil tertawa, sambil mengemudi mobil. Kata-katanya langsung disambut tawa lebar dari Dadang Naser dan  Bupati bandung Dadang Supriatna  yang duduk berdampingan di kursi belakang.

Momen ini menjadi simbolis karena kedua tokoh tersebut selama ini dikenal memiliki hubungan politik yang tidak selalu harmonis. Namun, dalam perjalanan menuju lokasi kegiatan penanaman pohon teh dan kayu di Perkebunan Teh Malabar, Pangalengan, suasana ketiganya tampak akrab dan penuh kebersamaan. Ketiganya juga terlihat kompak mengenakan iket khas Sunda sambil bercengkrama santai.

Gubernur Jawa barat Dedy mulyadi kemudian menyinggung dua jargon kepemimpinan yang berbeda yang selama ini menjadi ciri khas keduanya. “Yaitu Bapa Dadang Naser sebagai senior, dan Bapak Dadang Supriatna. Jadi sekarang sabilulungan sudah bedas,” tandas Gubernur merujuk pada jargon “sabilulungan” yang diusung Dadang Naser dan “bedas” (berani dan dasyat) yang menjadi ciri Kang Dadang Supriatna

Tanpa ragu, kang Dadang Naser yang kini menjabat Anggota DPR RI dari Dapil II Jawa Barat langsung memotong perkataan gubernur dengan senyum dan acungan jempol. “Moal aya bedas lamun euweuh sabilulungan,” katanya, yang berarti “tidak akan ada yang berani dan dasyat jika tidak ada kesinambungan kepemimpinan”.

Kata-katanya tersebut mengandung makna mendalam tentang pentingnya kolaborasi dan hubungan antar generasi pemimpin untuk kemajuan daerah. Gubernur lantas menutup momen itu dengan nasihat santai: “Tah kitu, tong para sejang,” sambil ketiganya kembali terbahak.

Kegiatan yang diikuti ketiganya di Pangalengan merupakan bagian dari upaya penghijauan dan pemulihan lahan yang terdegradasi, termasuk penanaman kembali pohon teh yang sebelumnya dirusak oleh oknum tidak bertanggung jawab. Menurut Kepala Regional PTPN 1 Regional 2, Desman to, total area penghijauan yang ditargetkan mencapai sekitar 6.000 hektar, dengan 1.500 hektar di antaranya telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian yang berisiko memicu bencana.

“Pengembalian fungsi lahan akan dilakukan dengan penanaman komoditas konservatif seperti teh, kina, kopi, dan tanaman tahunan lainnya, sekaligus melibatkan masyarakat dalam proses penanaman dan pemeliharaan agar tidak kehilangan mata pencaharian,” ungkap Desman to.

Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna menyampaikan komitmen pemerintah kabupaten Bandung untuk terus menghijaukan kawasan hutan yang terdegradasi, khususnya di wilayah pegunungan yang rawan bencana. “Untuk wilayah yang sulit dijangkau kendaraan, penanaman akan dilakukan menggunakan pesawat. Kami sudah menyiapkan satu truk bibit tanaman keras seperti kaliandra untuk daerah hulu yang rawan,” ujar Kang DS Ia juga menambahkan bahwa pelaksanaan penanaman udara tersebut akan melibatkan TNI AU dan dilakukan setelah koordinasi lanjutan dengan danlanud serta pemetaan wilayah bersama PTPN.

Terhadap rencana pengembalian sebagian lahan pertanian warga menjadi kawasan hutan, Kang DS menegaskan pemerintah akan tetap memperhatikan keberlangsungan ekonomi masyarakat terdampak. “Pemulihan hutan harus dilakukan dengan hati-hati. Masyarakat yang lahannya terdampak tetap harus mendapatkan penghasilan,” tegasnya.

Momen persatuan ini menjadi lebih bermakna mengingat kondisi lingkungan di Jawa Barat, terutama di Kabupaten Bandung, yang sering dilanda bencana banjir dan longsor. Seperti yang terjadi pada November 2024 silam, banjir dan tanah longsor melanda delapan kecamatan di Kabupaten Bandung akibat debit air sungai Citarum meluap, yang menyebabkan ratusan warga menjadi pengungsi dan membutuhkan bantuan dari Pemerintah Pusat serta Pemerintah Daerah.

Selain itu, sejumlah kebijakan terkait penertiban kawasan bermasalah di Jawa Barat telah diambil oleh Pemerintah Provinsi dalam beberapa bulan terakhir, antara lain penutupan objek wisata dan lahan hasil konversi ilegal di kawasan puncak, penindakan terhadap perusakan lahan PTPN di Pangalengan, serta normalisasi jalur air di Karawang. Kebijakan ini mendapatkan dukungan dari masyarakat, termasuk dari Dewan Pembina FKDM (Forum Kang Dedi Mulyadi) yang menyatakan bahwa masalah lingkungan bukan soal untung dan rugi, melainkan masa depan generasi publik.

Tunggu Keputusan Pusat, UMK Kabupaten Bandung Belum Ada Keputusan


SOREANG, LiputanJabar - 
 Hingga hari ini, besaran kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2026 Kabupaten Bandung belum diputuskan oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bandung. Disnaker masih menunggu petunjuk dan keputusan dari pemerintah pusat sebagai dasar hukum penetapan UMK di daerah.

Kepala Disnaker Kabupaten Bandung, Dadang Komara, menjelaskan bahwa seluruh proses awal di tingkat daerah sudah dilaksanakan, termasuk rapat koordinasi Dewan Pengupahan yang digelar pada 26 November 2025. Namun, tanpa adanya regulasi dari pemerintah pusat, penetapan UMK 2026 belum dapat dilakukan.

“Semua tahapan di daerah sudah kami jalankan. Tapi untuk menetapkan kenaikan upah, kami harus menunggu keputusan dari pemerintah pusat terlebih dahulu,” ujar Dadang pada Senin (15/12).

Menurut Dadang, penetapan UMK harus mengacu pada aturan yang berlaku secara nasional, baik melalui peraturan pemerintah maupun keputusan presiden. Hal ini sejalan dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang menegaskan bahwa penetapan UMK dilakukan setelah Upah Minimum Provinsi (UMP) ditetapkan.

“Daerah tidak bisa menetapkan sendiri. Kami hanya menghitung dan mengusulkan sesuai dengan formula yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat,” katanya.

Salut, Sinergi Foundation Terima Donasi Hasil Patungan Pelajar SDIT Mukmin Kreatif Soreang Kabupaten Bandung untuk Sumatera

Meski menunggu keputusan dari pusat, Disnaker Kabupaten Bandung tetap memfasilitasi komunikasi dengan serikat pekerja dan pengusaha untuk menyerap aspirasi terkait kenaikan upah.

“Dialog terus dilakukan untuk mendengar harapan buruh mengenai kenaikan upah tahun 2026,” ujar Dadang.

Dalam pertemuan tersebut, serikat pekerja menyampaikan tuntutan kenaikan upah di kisaran 8,5 hingga 10 persen.

“Aspirasi itu kami catat sebagai bahan pertimbangan, meskipun keputusan akhirnya tetap berada di tangan pemerintah pusat,” tambahnya.

Dadang juga menambahkan bahwa keterlambatan penerbitan regulasi dari pusat dapat mempengaruhi kepastian bagi buruh dan pelaku usaha di daerah.

‎“Karena itu, kami berharap pemerintah pusat segera menerbitkan ketentuan agar proses penetapan UMK di daerah dapat dilakukan tepat waktu,” ungkapnya.

Sebanyak 1.200 PPPK Kabupaten Bandung Menerima Sertifikat Orientasi


SOREANG, LiputanJabar -
Pemerintah Kabupaten Bandung menegaskan komitmennya membangun ASN yang berkarakter, berintegritas, dan profesional melalui penyerahan Sertifikat Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahun Anggaran 2025.

Sertifikat ini menjadi penanda kesiapan sekaligus syarat penting bagi PPPK dalam melanjutkan kontrak kerja dan menjalankan peran sebagai pelayan masyarakat.

Penyerahan sertifikat dilaksanakan di Gedung Moh. Toha, Soreang, Senin (15/12/2025), dan diikuti oleh 1.200 ASN PPPK se-Kabupaten Bandung.

Kegiatan mengusung tema “ASN Berkarakter dan Berintegritas: Dedikasi, Disiplin, dan Tanggung Jawab dalam Pengabdian Memberikan Pelayanan yang Lebih Bedas.”

“Sebagai PPPK, saudara adalah bagian dari pemerintah. Hilangkan pandangan bahwa birokrasi itu lambat. Birokrat adalah pelaksana dalam suatu proses, maka kita harus sigap dan profesional,” tegasnya.

Ia juga mendorong PPPK untuk bersikap kritis namun tetap terkendali, menjunjung integritas, serta berani menjaga aturan dan perundang-undangan dalam pelaksanaan tugas. “Integritas adalah fondasi utama ASN,” katanya.

Lebih lanjut, Bupati Bandung mengingatkan bahwa menjadi PPPK adalah bentuk komitmen pengabdian yang harus dilandasi ketulusan dan nilai spiritual.Wisata Bandung

Ia mengajak seluruh PPPK meniatkan pekerjaan sebagai ibadah agar mampu menghadirkan pelayanan publik yang berdampak positif bagi masyarakat. “Jika kita bekerja dengan tulus dan ikhlas sebagai ibadah, maka akan muncul aura positif yang dirasakan langsung oleh masyarakat,” ungkapnya.

Sebagai upaya penguatan moral dan pencegahan potensi penyimpangan, Pemkab Bandung melalui BKPSDM secara rutin menyelenggarakan siraman rohani bagi ASN setiap pekan.

Menutup sambutannya, Bupati Bandung kembali menegaskan pentingnya pemahaman dan implementasi visi misi Kabupaten Bandung yang lebih Bedas oleh seluruh PPPK. Komitmennya untuk terus memperjuangkan kesetaraan PPPK dengan ASN. 

“Saya ucapkan selamat kepada PPPK yang menerima sertifikat orientasi hari ini. Saya tidak akan diam dan akan terus memperjuangkan agar PPPK bisa setara dengan ASN, termasuk dengan mendorong regulasi ke pemerintah pusat,” pungkasnya.

Pemkot Bandung Resmi Luncurkan Logo City Branding Baru




BANDUNG -
Pemerintah Kota Bandung resmi meluncurkan logo city branding terbaru dalam acara yang digelar di Pendopo Kota Bandung, Minggu, 14 Desember 2025. 

Logo baru ini langkah strategis untuk memperkuat citra Bandung sebagai kota tujuan wisata unggulan berbasis budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif di tingkat nasional.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengatakan, peluncuran logo city branding baru menjadi langkah penting untuk memperkuat identitas Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata utama yang berkelanjutan. 

City branding ini diharapkan tidak hanya dikenal wisatawan, tetapi juga mampu membangun keterhubungan emosional antara kota dan warganya.

"City branding bukan soal selera kepala daerah, tetapi tentang karakter Kota Bandung yang tidak pernah berubah. Inilah upaya kita menampilkan jati diri Bandung secara konsisten dan berkelanjutan," ujar Farhan.

Farhan menerangkan, city branding terbaru dirancang untuk menjawab tantangan era digital sekaligus memperkuat posisi Bandung sebagai kota tujuan wisata utama. 

Menurutnya, branding kota harus mampu hidup dalam ruang digital dan menjadi bagian dari keseharian warga serta pengalaman wisatawan. 

"City branding ini bukan sekadar logo, tetapi sistem yang menghubungkan identitas kota dengan pengalaman digital," ujarnya.

Farhan menjelaskan, city branding ini merupakan hasil pendalaman dari berbagai branding sebelumnya, mulai dari Wonderful Indonesia, Stunning Bandung, hingga konsep terbaru yang menampilkan karakter multiperan dan keindahan Kota Bandung. 

Menurutnya, branding kota tidak bergantung pada siapa kepala daerahnya, melainkan harus merepresentasikan karakter dan jati diri kota yang berkelanjutan.

Ia juga mengungkapkan, pada tahun 2025 Kota Bandung diproyeksikan menjadi tuan rumah bagi sekitar 8,7 juta wisatawan. 

Jumlah tersebut memberikan dampak signifikan terhadap perputaran ekonomi daerah, termasuk kebangkitan kembali sektor perhotelan dengan tingkat okupansi rata-rata mencapai 60 persen.

City branding baru ini turut terintegrasi dalam ekosistem digital. Logo city branding dapat dipindai untuk mengakses berbagai informasi Kota Bandung melalui laman resmi seperti sadayana.bandung.go.id dan disbudpar.bandung.go.id, yang memuat informasi kota hingga konten digital berbentuk e-book.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa menyampaikan, city branding baru ini dirancang untuk memperkuat identitas Kota Bandung sekaligus melengkapi kebijakan digital branding, khususnya dalam promosi pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif. 

"Ini adalah pernyataan resmi Pemerintah Kota Bandung mengenai identitas kota yang akan digunakan secara konsisten ke depan," ujarnya.

Berdasarkan hasil kajian citra pariwisata 2025, Kota Bandung memperoleh skor 4,33 dari skala 5 dalam aspek pengenalan destinasi, rekomendasi, serta keterhubungan emosional wisatawan. 

Capaian tersebut menjadi dasar penting perlunya city branding baru untuk memperkuat brand recognition dan positioning Kota Bandung di mata wisatawan.

City branding terbaru ini tidak hanya hadir dalam bentuk visual logo, tetapi juga terintegrasi dalam ekosistem digital. Logo tersebut dapat dipindai dan terhubung langsung ke laman informasi resmi Kota Bandung, seperti sadayana.bandung.go.id dan disbudpar.bandung.go.id, yang memuat berbagai informasi kota hingga konten berbentuk e-book.

Adi mengungkapkan, peluncuran city branding bukanlah titik akhir, melainkan awal dari implementasi berkelanjutan. 

"City branding ini akan digunakan secara serentak dalam perencanaan wilayah, pembangunan infrastruktur, promosi investasi, hingga komunikasi pemerintah. Inilah fondasi untuk memperkuat daya saing Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata utama di Indonesia," pungkasnya. 

Bandung Bersinar, Perkuat Kolaborasi Wujudkan Wisata Nir Emisi




BANDUNG - 
Kampanye pelestarian lingkungan kembali bergema di Kota Bandung. Kali ini dukungan diberikan oleh  
Jawa Pos TV dan JawaPos.com serta berbagai pihak yang telah berkontribusi. 

Kegiatan Bandung Bersinar (Berwisata Nir Emisi dalam Mengurangi Pencemaran) ini sebuah rangkaian kampanye kolaboratif untuk mendorong pariwisata rendah emisi melalui edukasi publik, sinergi lintas sektor, serta akselerasi penggunaan transportasi berbasis listrik. 

Kegiatan tersebut berlangsung pada 13–14 Desember 2025 di Kota Bandung, sebagai upaya konkret mendukung target Net Zero Emission 2060 sekaligus memperkuat daya saing Bandung sebagai destinasi wisata hijau dan berkelanjutan. 

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyampaikan, Bandung Bersinar merupakan sebuah inovasi yang wajib didukung oleh berbagai pihak. 

"Upaya mewujudkan wisata Nir Emisi itu menjadi strategi untuk menciptakan nilai tambah bagi sektor pariwisata Kota Bandung," katanya.

Farhan menyambut baik inisiatif yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri pariwisata hingga produsen kendaraan listrik. 

"Ini menunjukkanbahwa Bandung merupakan kota kolaborasi," ujarnya. 

Lebih lanjut, Pemerintah Kota Bandung telah menegaskan penguatan peran daerah melalui perencanaan dan kebijakan, seperti Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RADA-GRK). 

"Terdapat juga integrasi isu perubahan iklim dalam dokumen pembangunan dan tata ruang, pengembangan transportasi rendah emisi meliputi transportasi publik, jalur pedestrian dan sepeda, hingga pembatasan kendaraan di area tertentu serta penguatan program pengelolaan sampah Kang Pisman," bebernya.

Dari sisi solusi teknologi, paparan industri menyebutkan, sektor transportasi merupakan salah satu kontributor utama pencemaran udara perkotaan. Kendaraan listrik dinilai memberikan dampak langsung karena tidak menghasilkan emisigas buang saat digunakan, sekaligus mampu menekan tingkatkebisingan. 

Studi yang disampaikan juga mengestimasi bahwa penggunaan kendaraan listrik untuk rute wisata sejauh 50–80 kilometer per hari berpotensi menurunkan emisi hingga 1,5–2 tonCO₂ per tahun per unit. Jika diadopsi secara lebih luas, potensi penurunan emisi dinilai dapat meningkat secara signifikan. 
 
Sementara itu, Ketua Lintas Komunitas Bisnis Rent Car (LKBR) Michael Randalna Ginting menekankan, transisi ke kendaraan listrikdi sektor rental bukan sekadar tren, melainkan peluang bisnis yang menjanjikan sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. 

"Biaya energi kendaraan listrik lebih hematdibandingkan bahan bakar minyak, serta berkontribusi langsungpada peningkatan kualitas udara perkotaan," tuturnya.

Di tempat yang sama, Manajer PLN UP3 Bandung, Donna Sinatra menegaskan, dukungan PLN terhadap program Bandung Bersinar sebagai bagian dari transisi energi dan upaya pengurangan emisi. 

Ia menyebut penerapan transportasi listrik di kawasanwisata memberikan manfaat ganda, yakni menciptakanlingkungan yang lebih bersih sekaligus meningkatkankenyamanan wisatawan. 

"Kami berkomitmen  dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik, termasuk melalui pengembangan infrastruktur pengisian daya dan integrasi layanan digital lewat aplikasi PLN Mobile," katanya. 

Hingga saat ini, PLN telah membangun sejumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan ekosistem pendukung lainnya yang terus dikembangkan melalui kolaborasi dengan berbagai mitra. 

Melalui Bandung Bersinar, para pemangku kepentinganmendorong lahirnya komitmen awal penggunaan kendaraan listrikdi sektor pariwisata, sekaligus memperkuat kolaborasi antarapemerintah, BUMN, industri, dan komunitas. 

Inisiatif ini diharapkan dapat menjadikan Bandung sebagai pilot city wisata rendah emisi yang berakar pada karakter lokal dan relevan untuk direplikasi di daerah lain.
 
Copyright © 2016. LiputanJabar.com | Akurat Terpercaya .
Kontak Redaksi | Designed By Bang One