Headlines News :

Lantik Kepala Dinas dan Badan, Farhan Ingatkan Mitigasi, Infrastuktur, dan Inovasi

BANDUNG - Wali Kota Bandung Muhammad Farhan melantik tiga Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Pemerintah Kota Bandung di Balai Kota, Senin 14 Juli 2025.

Tiga pejabat yang dilantik adalah Didi Ruswandi sebagai Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Rizki Kusrulyadi sebagai Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, serta Anton Sunarwibowo sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida).

Dalam sambutannya, Farhan menegaskan, pelantikan tersebut bukan merupakan bentuk promosi, melainkan rotasi yang bertujuan menguji dan membuktikan kompetensi para birokrat dalam menjalankan fungsi administratif dan kepemimpinan publik.

"Apa yang kita lakukan hari ini bukan promosi atau anugerah, melainkan rotasi yang akan membuktikan kompetensi kita sebagai birokrat dan pimpinan administrasi," kata Farhan.

Secara khusus, ia menyoroti nomenklatur baru yang diemban Anton Sunarwibowo, yaitu 'inovasi'. Menurutnya, inovasi bukan hanya tentang menemukan hal-hal baru, tetapi juga meningkatkan nilai tambah dari hal-hal yang sudah ada dan berjalan.

"Pak Anton mendapat tanggung jawab untuk membawa inovasi, yang artinya bukan hanya hal-hal baru, tapi juga optimalisasi terhadap program yang sudah ada," jelasnya.

Kepada Didi Ruswandi yang kini memimpin BPBD Kota Bandung, Farhan menyoroti kesiapsiagaan terhadap bencana, khususnya bencana hidrometeorologi dan potensi gempa dari Sesar Lembang.

Ia mengingatkan, penanggulangan bencana bukan hanya soal pencegahan, tapi juga bagaimana merespons secara cepat dan tepat guna meminimalkan korban dan kerugian.

"Kita belum punya strategi yang tuntas untuk potensi bencana besar dari Sesar Lembang. Mari kita jadikan Bandung sebagai kota tangguh terhadap bencana," tegasnya.

Sementara kepada Rizki Kusrulyadi, Farhan mengangkat tantangan perbaikan infrastruktur jalan sebagai prioritas utama.

"Apapun status jalannya, milik kota, provinsi, atau pusat harus bisa dimanfaatkan maksimal oleh warga Bandung. Itulah tantangan Pak Rizki," ucap Farhan.

Farhan juga menegaskan, pelantikan ini bukanlah bentuk manuver politik ataupun hasil kompromi kampanye.

Ini adalah bagian dari kelanjutan pelaksanaan APBD Perubahan dan penguatan efisiensi anggaran sesuai arahan Presiden melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2025.

"Kita punya waktu kurang dari setahun untuk membuktikan bahwa apa yang kita rencanakan dalam APBD Perubahan benar-benar terukur dan bisa dilaksanakan," kata Farhan.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga integritas ASN, terutama dalam menghadapi penilaian indeks integritas Kota Bandung yang bahkan belum mencapai skor 78.

"Integritas bukan hanya urusan kantor. Itu dimulai dari rumah. Para ibu yang mendampingi suaminya, bantu jaga agar mereka pulang sebagai ASN yang berintegritas," pesannya.

Farhan berharap agar para pejabat yang baru dilantik dapat membawa energi baru untuk menjadikan Bandung sebagai kota yang unggul, terbuka, amanah, maju, dan agamis.

"Selamat bertugas. Mari kita bangun Bandung bersama-sama," pungkasnya. 

MPLS di SDN 158 Babakan Sari, Erwin: Selamat Datang Para Jagoan Cilik

BANDUNG - Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, secara resmi membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Semester 1 Tahun Ajaran 2025/2026 di SDN 158 Babakan Sari Babakan Surabaya, Senin, 14 Juli 2025.

Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menyambut siswa baru, khususnya peserta didik kelas 1 yang untuk pertama kalinya mengenakan seragam merah putih dengan penuh semangat.

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menyampaikan rasa syukur atas kesempatan untuk kembali menyapa dunia pendidikan dasar di Kota Bandung.

Ia juga menyampaikan ucapan selamat datang kepada para siswa baru yang memulai perjalanan pendidikan di lingkungan SDN 158 Babakan Sari.

"Selamat datang kembali di sekolah! Selamat datang untuk para jagoan cilik kelas 1 yang hari ini pertama kali memakai seragam merah-putih," tutur Erwin dengan semangat.

Wakil Wali Kota menggambarkan sekolah sebagai rumah kedua bagi anak-anak, tempat mereka tumbuh, belajar, dan menemukan potensi diri.

Ia juga menekankan bahwa MPLS merupakan sarana penting agar para siswa dapat mengenali lingkungan sekolah, mengenal guru, dan membangun pertemanan yang positif.

"Bila rumah menjadi tempat berteduh dari panas dan hujan, maka sekolah adalah tempat untuk mendapatkan ilmu, bertemu teman-teman, dan dibimbing oleh guru-guru hebat," ungkapnya.

Ia juga mengajak seluruh siswa untuk aktif bertanya, tidak takut mencoba, dan terus belajar demi mewujudkan cita-cita mereka.

Nilai-nilai akhlak mulia dan cinta terhadap sesama juga menjadi bagian dari nasihatnya.

"Dengarkanlah nasihat bapak dan ibu guru, bermainlah dengan riang, dan sayangilah teman-teman kalian. Jadilah anak-anak yang cerdas, berakhlak mulia, dan menjadi kebanggaan orang tua, sekolah, dan Kota Bandung," pesan Erwin.

Kepada para guru, Erwin menyampaikan penghormatan dan apresiasi atas dedikasi dalam mendidik generasi masa depan.

Ia menyadari peran guru bukan hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai penanam karakter dan akhlak.

"Di pundak paga guru amanah besar ini kami titipkan. Mendidik bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga tentang membentuk karakter anak-anak kita," ujar Erwin.

Pada kesempatan yang sama, ia juga secara resmi meluncurkan Program MBG (Makan Bergizi Gratis) Semester 1 di SDN 158 Babakan Sari.

Program ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Bandung dalam mewujudkan generasi sehat dan cerdas sejak dini.

"Program MBG ini adalah wujud nyata kepedulian kita pada masa depan anak-anak. Karena dengan asupan gizi yang baik dan seimbang, anak-anak akan lebih sehat, kuat, dan fokus dalam menyerap ilmu di sekolah," tegasnya.

Menurutnya, program ini bukan hanya bantuan pangan semata, melainkan bagian dari fondasi menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Kota Bandung.

Penelitian Prasasti Cikapundung Tamansari Resmi Dimulai

BANDUNG - Penelitian terhadap batu yang diduga sebagai Prasasti Cikapundung Tamansari resmi dimulai pada 9 Juli 2025 dan akan berlangsung hingga 18 Juli 2025. Penelitian ini menjadi langkah penting dalam menelusuri warisan sejarah yang tersembunyi di tengah permukiman padat Kota Bandung.

Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dan melibatkan tim multidisiplin yang terdiri dari arkeolog, epigraf, konservator, dan antropolog.

Batu yang menjadi objek utama penelitian terletak di Kampung Cimaung, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan. Lokasinya berada tepat di tepi Sungai Cikapundung, yang merupakan salah satu kawasan bersejarah di Kota Bandung.

Untuk mengungkap keaslian dan konteks arkeologis batu tersebut, tim peneliti mengekskavasi langsung di lokasi penemuan.

Perlu diketahui, batu ini pertama kali ditemukan pada tahun 1959 oleh seorang warga bernama Oong Rusmana. Sejak awal, batu tersebut menarik perhatian karena menunjukkan dua baris tulisan yang diduga beraksara Sunda Kuna.

Meski sebagian besar batu tertanam dalam tanah, bagian yang tampak di permukaan memiliki ukuran panjang 180 cm, lebar 70 cm, dan tinggi 55 cm.

Keberadaan tulisan tersebut memunculkan dugaan bahwa batu ini merupakan prasasti peninggalan masa lalu yang belum banyak diketahui publik.

Dalam konteks sejarah Sunda, temuan ini bisa menjadi bukti penting mengenai aktivitas permukiman atau keagamaan di kawasan Cikapundung pada masa lampau.

Selama beberapa dekade terakhir, batu ini telah beberapa kali dikaji oleh sejumlah akademisi, antara lain Nandang Rusnanda, Titi Surti Nasriti, Anton Ferdianto, dan Muhammad Zakaria Hidayat.

Namun, belum ada kesimpulan pasti mengenai periode sejarah dan keaslian aksara pada prasasti tersebut. Hal ini memunculkan perdebatan ilmiah yang masih berlangsung hingga saat ini.

Melalui ekskavasi dan kajian terbaru ini, tim peneliti berharap dapat memperoleh data yang lebih komprehensif.

Selain memastikan usia dan keaslian prasasti, penelitian juga diharapkan dapat menjelaskan konteks budaya dan sosial masyarakat masa lalu yang meninggalkan jejak di kawasan Cikapundung.

Kota Bandung Resmi Miliki BPBD, Fokus Mitigasi Bencana Banjir dan Sesar Lembang

BANDUNG - Kota Bandung resmi memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sendiri. Hal ini ditandai dengan pelantikan Didi Ruswandi sebagai Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, di Balai Kota Bandung, Senin, 14 Juli 2025.

Kehadiran BPBD Kota Bandung dinilai sangat penting untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi berbagai potensi bencana di Kota Bandung.

Menurut Farhan, pembentukan BPBD bukan sekadar membangun infrastruktur fisik, melainkan menyiapkan suprastruktur, yaitu sumber daya manusia dan kelembagaan yang mampu merespons bencana secara cepat dan tepat.

"Suprastruktur artinya kita sedang mempersiapkan orang-orang agar punya program untuk mengedukasi terhadap terjadinya berbagai macam bencana," ujarnya.

Farhan menyebut, bencana utama yang menjadi fokus adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang.

"Itu tidak boleh terjadi lagi. Daerah rawan banjir harus dikosongkan sebelum air datang. Ini soal kesiapan dan perilaku," tegasnya.

Selain itu, potensi pergerakan tanah juga menjadi perhatian serius. Farhan menyebut adanya tanda-tanda awal pergeseran tanah di sejumlah wilayah sekitar Bandung seperti Sumedang dan Purwakarta.

Ia khawatir kondisi serupa bisa terjadi di Kota Bandung, terutama di kawasan yang dilalui Sesar Lembang.

"Fokus pada Sesar Lembang menjadi penting karena itu potensi yang nyata," katanya.

Lebih lanjut, Farhan mengungkapkan pentingnya kesiapan mental masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. Ia juga mengingatkan bahwa musim kemarau diperkirakan datang terlambat dan musim hujan akan lebih cepat terjadi, berdasarkan peringatan dari BMKG.

"Kesiapan mental dan edukasi masyarakat menjadi kunci. Jangan sampai kita tidak siap saat musim hujan datang lebih cepat," ucapnya.

Terkait koordinasi penanggulangan bencana, Farhan mengatakan, BPBD Kota Bandung akan berkoordinasi erat dengan BPBD Provinsi Jawa Barat sebagai koordinator utama lintas daerah. Bahkan, kata dia, sebelum dilantik pun, Didi Ruswandi sudah menjalin komunikasi dengan BPBD provinsi.

"Terpenting memang koordinasi dengan provinsi dulu," jelasnya. 

Hijriah Food Festival 2025: Kota Bandung Jadi Simbol Persahabatan, Warisan Kuliner dan Ekonomi Umat

BANDUNG, LiputanJabar - Kota Bandung kembali menunjukkan jati dirinya sebagai kota kreatif dunia melalui gelaran Hijriah Food Festival 2025.

Kegiatan ini sebuah perhelatan yang memadukan kekayaan kuliner, semangat kolaborasi antarbangsa, dan penguatan ekonomi kerakyatan.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menilai, festival sebagai sarana memperkuat diplomasi budaya dan membuka peluang ekonomi yang lebih besar, khususnya di sektor UMKM kuliner halal.

"Hijriah Food Festival 2025 ini membuktikan bahwa kuliner adalah bahasa universal yang menyatukan bangsa. Dari dapur Nusantara, Tiongkok, hingga Timur Tengah, kita diajak menikmati warisan yang lezat dan penuh makna dan keberkahan," ujar Farhan saat membuka acara di Halaman Masjid TSM Bandung, Minggu 13 Juli 2025. 

Ia menyebutkan, kolaborasi lintas budaya ini cerminan yang telah lama tumbuh di Bandung. Seperti terlihat di kawasan Cibadak dan Jalan Sudirman yang menjadi simbol perpaduan kuliner Sunda dan Tiongkok.

"Ini adalah wajah sejati Bandung: kota kreatif yang inklusif, terbuka, amanah, dan agamis. Kami bangun Bandung bukan hanya lewat infrastruktur, tapi lewat partisipasi masyarakat, kreativitas, dan ekonomi berbasis komunitas," katanya.

Menurut Farhan, Pemkot Bandung terus mendorong kemajuan UMKM, khususnya di bidang kuliner halal dan kreatif melalui inkubator bisnis, pelatihan digital, fasilitasi perizinan serta sertifikasi halal. Termasuk juga melalui acara seperti Hijriah Food Festival.

"UMKM adalah nadi perekonomian daerah. Di Bandung, kuliner bukan cuma soal rasa, tapi juga cerita, nilai, dan warisan budaya. Kita wajib jaga dan dukung bersama," tambahnya.

Di tempat yang sama, Ketua Kadin Indonesia Komite Tiongkok, Garibaldi Thohir mengatakan, festival ini juga bagian dari kerjasama erat antara Indonesia dan Tiongkok di bidang budaya, kuliner, dan ekonomi umat.

"Kami dari Kadin bersama Republika sudah tiga tahun menyelenggarakan acara ini, khusus di tahun baru Islam. Tahun lalu menampilkan seni Islam dari Tiongkok, tahun ini temanya kuliner. Karena dari makanan, hubungan antarbangsa bisa makin erat, bukan hanya bisnis tapi juga 'people to people diplomacy'," ujar Boy sapaan akrabnya.

Ia mengatakan, keberadaan masjid yang menjadi pusat acara, harus bisa dimakmurkan sebagai pusat ibadah sekaligus pusat kegiatan ekonomi dan sosial umat.

"Festival ini tak hanya menyajikan kuliner, tapi juga menampilkan berbagai dimensi kehidupan kota yang inklusif dan spiritual. Ada tausiyah untuk penguatan rohani, kids corner untuk edukasi anak, pagelaran seni musik Islami yang menyatukan berbagai identitas budaya, hingga pembagian 1.000 paket sembako untuk anak yatim dan dhuafa," bebernya. 

Acara dimeriahkan oleh 30 stand UMKM, yang menyajikan beragam cita rasa dari Zona Indonesia, Timur Tengah sampai Tiongkok. 

Zona Timur Tengah menyediakan, kebab mozarella, Arabian milk tea, susu kurma yogurt. Sedangkan Zona Tiongkok menyajikan, nasi ayam hainan, bakpao sampai Chinese coffee.

Terakhir, Zona Indonesia menyajikan es cendol, alpukat kocok, cumi bakar, tulang jambal, baso aci, hingga dan ayam geprek.
 
Copyright © 2016. LiputanJabar.com | Akurat Terpercaya .
Kontak Redaksi | Designed By Bang One