BANDUNG - Kota Bandung siap berkolaborasi dalam membangun ekosistem smart city. Hal itu senada dengan tema Indo Smart City Forum & Expo (ISCFE) "Kolaborasi Multi Pihak dalam Membangun Ekosistem Smart City" yang berlangsung di Solo Techno Park, Surakarta, Rabu 12 Oktober 2022.
"Kota Bandung merupakan salah satu kota terbaik dalam penerapan smart city. Ke depan kita akan terus memaksimalkan potensi dan inovasi kota yang di dalamnya ada stakeholder, pengusaha, akademisi, media, pemerintah juga untuk membangun kota yang inovatif menyelesaikan berbagai masalah di kotanya," kata Kepala Dinas Kominikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan A. Brilyana di sela-sela ISCFE 2022.
Adapun tema yang digelar selama tiga hari itu antara lain, kebijakan smart city mendukung pelayanan publik,
pengembangan smart city mobility terintegrasi dan kolaborasi untuk penguatan ekosistem smart city.
Yayan menyampaikan, berbagai inovasi yang ada di Kota Bandung mampu menunjang kebutuhan masyatakat juga sistem pemerintahan yang cerdas.
"Dalam artian ini, pemerintah yang cepat tanggap, pelayanan yang transparan juga waktu begitu efisien. Penerapan ini tidak lepas dari teknologi, karena membantu sekali," ujarnya.
"Kota Bandung salah satu pengguna internet terbesar, 80 persen warganya pengguna internet. Tingkatkan pengelolaan teknologi informasi, mulai infrastruktur-nya tidak ada lagi yang blank spot sehingga infrastruktur harus merata. Bandung juga menghadapi 5G, sebagai percontohan beberapa di Indonesia, dengan ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga pertumbuhan data semakin cepat luas dan mudah," beber Yayan.
Ia mengatakan, inovasi di Kota Bandung, seperti Buruan SAE yang memannfaatkan lahan kosong di rumah bahkan di perkantoran untuk dijadikan lahan kebutuhan pokok sehari-hari.
Tak hanya itu, Kang Pisman (Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan) menjadi program unggulan yang semua masyarakat mampu menerapkannya. Salah satu dengan memilah sampah mulai dari sumbernya.
"Kita terus gencarkan ketahan pangan. Bahwa Bandung ini kota jasa asupan pangan dari daerah sekitarnya, sehingga harus berupaya untuk memaksimalkan kebutuhan di lingkungan masing-masing agar memiliki nilai ekonomis," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal ZA menyebut smart city di Indonesia juga tengah bermunculan. Maka Kementerian Dalam Negeri terus berkolaborasi dengan berbagai kota untuk memajukan penerapan smart city.
"Saat ini, smart city yang sedang berkembang ada berbagai tahap. Ada yang baru inisiasi, berkembang, sampai tahap mature," bebernya.
"Harapannya, makin banyak kota di Indonesia yang mature, yang sempurna. Tahun depan, kami akan mulai mengukur maturasi penerapan smart city di Indonesia melalui Peraturan Pemerintah tentang Perkotaan," tambahnya.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Bima Arya Sugiarto mengatakan sudah sekitar 10 tahun smart city bersentuhan dengan kota-kota di Indonesia. Namun belum semua penerapan smart city bisa memberikan layanan minimum basic service yang dibutuhkan oleh warga.
"Padahal smart city bisa membantu kota-kota di Indonesia untuk menjemput peluang. Ada peluang untuk meningkatkan komponen produksi dalam negeri, untuk menggairahkan UMKM, untuk setiap kota memaksimalkan potensinya. Smart city semestinya mendukung ke arah sana. Nah, di Solo ini luar biasa kalau bicara UMKM dan kolaborasi dengan stakeholder pentahelix," jelas Bima.
Saat ini, lanjut Wali Kota Bogor itu, sudah bukan eranya command center. Namun sudah memasuki collaboration center. Di Kota Bengawan, dengan adanya Solo Techno Park, adalah contoh collaboration center yang mendukung penerapan smart city.
"Saya melihat perkembangan Solo beberapa tahun terakhir terus bergerak maju. Tidak stagnan, apalagi mundur. Yang bisa kita lihat secara kasat mata. Tapi juga pemerintah kota terbuka membangun kolaborasi dengan warganya. Sehingga benefitnya bisa dirasakan warganya. Saya lihat itu yang maju di Solo," katanya.
Posting Komentar