Bandung, liputanjabar.com -- Pandemi COVID-19 belum berakhir. Situasi serba tidak pasti yang timbul akibat perkembangan wabah, masih menyelimuti dunia. Bahtera perekonomian global yang tengah berlayar di jalur sutera pertumbuhan, ikut terhempas badai. Semua negara terkena dampak, tak terkecuali Indonesia.
Pemerintah, selaku nahkoda, telah mengeluarkan perkakas cadangan guna memastikan perekonomian Indonesia tetap berada di jalur yang tepat. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah dijalankan, dengan melibatkan berbagai pihak, tak terkecuali bank bjb yang turut mengambil peran.
Di tengah kecamuk badai yang terjadi, tak semua unit ekonomi terhempas. Ada beberapa sektor yang masih menunjukkan performa positif. Satu di antara sedikit sektor itu adalah pertanian, yang memproduksi segala rupa kebutuhan dasar untuk konsumsi langsung. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Semester I 2020, sektor pertanian sanggup tumbuh positif.
Kontribusi pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami peningkatan di tengah ancaman krisis. Sektor yang jadi penyangga fundamental ekonomi Indonesia ini tumbuh 16,24% dan tampil sebagai sektor penyumbang tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal kedua.
Pertumbuhan positif sektor pertanian ini diramal bakal terus berlanjut hingga tahun 2021. Berdasarkan BUKU II Nota Keuangan Beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021, sektor pertanian diprediksi bakal tumbuh hingga 3,9%, menggenapi pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan mencapai 5%.
Selain sektor pertanian, berdasarkan RAPBN 2021, seluruh sektor ekonomi yang tercekat sepanjang tahun 2020 akibat wabah juga diproyeksikan akan kembali bangkit, tak terkecuali sektor-sektor produktif padat karya yang selama ini menjadi sandaran masyarakat dalam menyambung perekonomian, seperti konstruksi (5,3%-6,5%), industri pengolahan (4,7%-5,5%), dan perdagangan (4,3%-5,3%).
Bank bjb melalui program bjb PENtas (Penguatan Ekonomi Masyarakat Tangguh & Sejahtera) yang merupakan inisiasi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, berkontribusi menyalurkan dana PEN ke berbagai sektor ekonomi tangguh dan prospektif di tengah pandemi COVID-19, termasuk pertanian, industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan bank bjb berfokus pada sektor-sektor produktif dan padat karya dalam penyaluran pembiayaan PEN. Selain itu, dukungan keuangan ini disalurkan untuk mendorong laju perekonomian di Jawa Barat.
“bank bjb mencoba mengoptimalkan dana yang dititipkan pemerintah agar dapat memberikan dampak seluas-luasnya dan sebesar-besarnya dalam menggerakan perekonomian masyarakat. Sektor-sektor usaha yang terbukti tangguh, prospektif, serta menjadi penopang dasar hajat masyarakat adalah prioritas kami. Dengan dukungan stimulasi yang terukur dan juga mengedepankan prinsip kehati-hatian, bank bjb optimis langkah pembiayaan yang dilakukan akan memberikan kontribusi optimal dalam mendorong dan mengawal kebangkitan perekonomian nasional,” kata Yuddy.
Portofolio pembiayaan yang disalurkan bank bjb telah mempertimbangkan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi. Selain mengacu pada proyeksi RAPBN 2021, bank bjb juga serius menganalisis dinamika perkembangan pandemi COVID-19 beserta dampak-dampak ekonomi lanjutannya yang berpotensi timbul. Keselarasan profil debitur dengan orientasi program bjb PENtas ikut menjadi pertimbangan yang menentukan. Sebagai pelengkap, bank bjb telah pula menyediakan langkah-langkah mitigasi risiko berlapis.
Pertanian, industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan, dipandang punya daya tahan kuat dan prospek cerah untuk menciptakan momentum bangkit. Penyaluran dana PEN kepada empat sektor tersebut mencapai hampir 70% dari total postur pemanfaatan dana PEN. Berdasarkan data perusahaan per 20 Oktober 2020, bank bjb sudah berhasil menggelontorkan Rp5,34 triliun. Pertanian, industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan menjadi sektor-sektor dengan angka serapan dominan sebesar Rp3,6 triliun, terdiri dari Rp154 miliar untuk pertanian, Rp794 miliar untuk industri pengolahan, Rp1,35 triliun untuk konstruksi, dan Rp1,34 triliun untuk perdagangan. Sedangkan sisa Rp1,69 Triliun dikucurkan untuk sektor-sektor produktif lainnya.
Berdasarkan segmen kredit, sesuai dengan pipeline yang disusun berdasarkan program bjb PENtas, penyaluran kredit segmen komersial & korporasi menjadi prioritas lantaran sifatnya yang padat karya dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat. Segmen UMKM juga menjadi perhatian khusus di mana ribuan debitur UMKM telah mengakses pembiayaan dari bank bjb. Secara total, jumlah debitur yang beroleh stimulasi pembiayaan dari kucuran dana PEN ini lebih dari 10 ribu.
Dari segi pencapaian, kinerja penyaluran pembiayaan bank bjb juga terbilang sangat positif. Perusahaan sanggup membayar lunas kepercayaan dan amanat yang diberikan pemerintah untuk menjalankan fungsi intermediasi keuangan dengan berhasil mencapai target lebih dari 2 kali leverage terhadap total dana PEN yang diterima bank bjb sebesar Rp2,5 triliun. Dengan kucuran pembiayaan mencapai Rp5,34 triliun, artinya perusahaan sudah berhasil menyalurkan dana PEN 106% dari target hingga dalam periode Agustus-Oktober saja.
Sebagai upaya optimalisasi penyaluran PEN ini, bank bjb juga telah menjalin kerja sama penjaminan kredit dengan sejumlah lembaga, termasuk dengan PT Jamkrindo dan PT Askrindo untuk penjaminan kredit modal kerja, dan dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk kredit korporasi yang juga diperuntukkan untuk perusahaan eksportir. bank bjb memastikan seluruh program yang berkaitan dengan agenda PEN akan dijalankan secara akuntabel sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik, sehingga manfaat dari berbagai kebijakan dan keringanan yang diberikan kepada debitur dapat dirasakan secara optimal. Berbagai unsur eksternal pun dilibatkan untuk mengawasi penempatan uang negara ini, termasuk Kemenkeu, BPKP, Polri, hingga KPK sehingga penyaluran dana PEN dapat berjalan efisien.
Di luar pembiayaan, bank bjb secara konsisten senantiasa melakukan upaya sokongan terhadap kemajuan ekonomi masyarakat dengan berbagai cara lainnya. Salah satu dari sekian banyak program yang berorientasi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat ini maujud dalam bentuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (PESAT). Melalui PESAT, bank bjb melakukan strategi dengan memberikan edukasi dan pendampingan kepada para wirausaha selama beberapa bulan agar kemampuan pengelolaan keuangan serta akselerasi usaha dapat berkembang. *
Posting Komentar