Bandung, - Wali Kota Bandung Oded M. Danial memastikan, program pemeliharaan anak ayam oleh para siswa SD dan SMP atau chickenisasi terus berlanjut.
Ia bahkan telah menginstruksikan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung untuk memproduksi Day Old Chicken (DOC) atau anak ayam.
"Dispangtan membeli pullet atau indukan yang kemudian dipelihara, bertelur dan ditetaskan. Nantinya anak ayam dibagikan," ungkap Oded di studio PRFM Jalan Braga, Jumat 10 Juli 2020.
Oded mengatakan, program pembagian anak ayam merupakan salah satu upaya Pemkot Bandung membangun karakter warganya. Melalui pemeliharaan ayam, anak-anak Kota Bandung diajarkan tentang kasih sayang terhadap mahluk, disiplin, hingga belajar mandiri.
"Tak disangka ternyata respon yang diterima oleh masyarakat sangat antusias. Tidak hanya dari anak-anak sekolah tapi juga dari kalangan dewasa," ungkap Oded.
Oded mengaku memanfaatkan sebagian lahan rumah dinasnya sebagai percontohan untuk beternak ayam.
"Dari hasil ternak Mang oded punya 54 ekor ayam yang menghasilkan 30-40 butir telur sehari," terangnya.
Di luar itu, Oded mengajak warga untuk lebih kreatif dan berinovasi. Terlebih di situasi pandemi Covid-19 yang telah berdampak di berbagai bidang.
"Kita harus menjadi orang yang cerdas, dengan adanya pandemi ini. Harus mengambil hikmah dan menjadi semangat untuk menciptakan ketahanan pangan," paparnya.
Oded mencontohkan pengolahan dan pemanfaatan sampah rumah tangga Pendopo yang diolah oleh petugas pengolahan sampah terpadu menjadi maggot dan pupuk.
"Pupuk organik cair (poc) maupun pupuk padat, itu dijadikan pupuk untuk bertanam," jelasnya
Hasil dari pupuk untuk bercocok tanam tersebut menghasilkan beberapa jenis sayuran.
Sedangkan sampah yang telah diolah menjadi maggot dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan.
Sementara itu Kepala Dinas Pangan dan pertanian Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengaku telah siap melanjutkan program chickenisasi.
Gin Gin berharap seluruh sekolah di Kota Bandung mendapatkan bantuan ayam sebagai program untuk mengembangkan karakteristik anak sekolah.
"Tahap pertama, karena baru awal kita mencoba. Termasuk juga dari sisi produksi DOC-nya relatif terbatas. Jadi baru dilakukan di dua kecamatan," ujarnya.
"Nantinya akan dilaksanakan di seluruh kecamatan," imbuh Gin Gin.
Saat ini, Dispangtan membelikan indukan dan menetaskan telurnya. Hasil penetasan akan disebar ke berbagai sekolah.
Namun karena aktivitas sekolah belum berjalan maka DOC yang akan disalurkan ke kelompok urban farming yang tersebar di kewilayahan.
Ia bahkan telah menginstruksikan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung untuk memproduksi Day Old Chicken (DOC) atau anak ayam.
"Dispangtan membeli pullet atau indukan yang kemudian dipelihara, bertelur dan ditetaskan. Nantinya anak ayam dibagikan," ungkap Oded di studio PRFM Jalan Braga, Jumat 10 Juli 2020.
Oded mengatakan, program pembagian anak ayam merupakan salah satu upaya Pemkot Bandung membangun karakter warganya. Melalui pemeliharaan ayam, anak-anak Kota Bandung diajarkan tentang kasih sayang terhadap mahluk, disiplin, hingga belajar mandiri.
"Tak disangka ternyata respon yang diterima oleh masyarakat sangat antusias. Tidak hanya dari anak-anak sekolah tapi juga dari kalangan dewasa," ungkap Oded.
Oded mengaku memanfaatkan sebagian lahan rumah dinasnya sebagai percontohan untuk beternak ayam.
"Dari hasil ternak Mang oded punya 54 ekor ayam yang menghasilkan 30-40 butir telur sehari," terangnya.
Di luar itu, Oded mengajak warga untuk lebih kreatif dan berinovasi. Terlebih di situasi pandemi Covid-19 yang telah berdampak di berbagai bidang.
"Kita harus menjadi orang yang cerdas, dengan adanya pandemi ini. Harus mengambil hikmah dan menjadi semangat untuk menciptakan ketahanan pangan," paparnya.
Oded mencontohkan pengolahan dan pemanfaatan sampah rumah tangga Pendopo yang diolah oleh petugas pengolahan sampah terpadu menjadi maggot dan pupuk.
"Pupuk organik cair (poc) maupun pupuk padat, itu dijadikan pupuk untuk bertanam," jelasnya
Hasil dari pupuk untuk bercocok tanam tersebut menghasilkan beberapa jenis sayuran.
Sedangkan sampah yang telah diolah menjadi maggot dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan.
Sementara itu Kepala Dinas Pangan dan pertanian Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengaku telah siap melanjutkan program chickenisasi.
Gin Gin berharap seluruh sekolah di Kota Bandung mendapatkan bantuan ayam sebagai program untuk mengembangkan karakteristik anak sekolah.
"Tahap pertama, karena baru awal kita mencoba. Termasuk juga dari sisi produksi DOC-nya relatif terbatas. Jadi baru dilakukan di dua kecamatan," ujarnya.
"Nantinya akan dilaksanakan di seluruh kecamatan," imbuh Gin Gin.
Saat ini, Dispangtan membelikan indukan dan menetaskan telurnya. Hasil penetasan akan disebar ke berbagai sekolah.
Namun karena aktivitas sekolah belum berjalan maka DOC yang akan disalurkan ke kelompok urban farming yang tersebar di kewilayahan.
Posting Komentar